Rabu, 23 Maret 2016

Gowes Hambalang

Jam 08,00 start awal dari Tapos Depok, hanya tiga goweser saja, Benny, Lontar dan saya, masuk Cikuda menyusuri jalan dipinggir tol menuju pintu masuk tol masuk citeureup, lanjut gowes kearah Sukamakmur Jonggol, sampai di desa Pasir Awi, langsung masuk kearah Hambalang.
























Tembus di sirkuit Sentul, lanjut gowes pulang lewat Babakan Madang masuk citeureup lewat Cikuda go home, sampai di Tapos jam 18.00wib

Senin, 14 Maret 2016

Gowes Sodong. Antara Mistis Dan Kebetulan Menjadi Tanda

Minggu 13 Maret


Peserta Endurance :

} Lontar
} Benny
} Dani

Awal perjalanan menuju Sodong lancar jaya menyusuri perumahan rafless dan matering tembus ke perumahan citra grand lanjut kearah cileungsi aman saja, hingga masuk jalur dibelakang taman buah mekarsari salah satu rekan memutuskan untuk membeli sarung tangan  finish pemandian Sodong masih lancar lancar saja.




Mengawali dikaki perbukitan kapur didaerah Sodong  didepan jalur sudah terpampang, prediksi track melewati satu bukit pasti ada jalur menurun dan diakhiri masuk jalur menurun ke arah desa ciorai, ngaprak jalur dimulai dengan pemandangan perkebunan penduduk setelah itu menapaki jalur tanaman perdu yang sangat lebat tuntun bike, panas semakin terik jam menunjukan jam 12.00wib, variasi tuntun bike plus istirahat untuk mengambil nafas, disela sela istirahat terdengar bunyi kaleng yang seperti digesek benda lain membuat telinga kita seperti mengartikan sesuatu, tapi perjalanan tetap dilanjutkan, jalur sangat lembab, batuan kapur tajam siap menggesek ban sepeda apabila kita salah dalam meletakan posisi roda sepeda, di jalur, pacet, lintah, kelabang, luwing dan suara burung dihutan juga menyertai perjalan trip kali ini.

Disela istirahat salah satu rekan mengalami kram kejang otot pada salah satu pahanya, setelah beberapa menit kram otot hilang dan kita melanjut perjalanan kembali.





Perkiraan ngaprak jalur kita salah, di puncak bukit tidak kita temui turunan yang tembus masuk kearah desa ciorai di depan kita terpampang bukit yang tinggi satu kali lipat dari bukit yang kita lewati dan lembahnya curam dan di naungi semak, perkebunan kopi serta hutan pohon tanaman industri membuat suasananya lumayan Xtreme untuk dijejaki.





Sampai disatu titik kita istirahat, sementara dua rekan sedang ngaparak mencari jalur saya sendiri putuskan untuk beristirahat, melepas helm, sarung tangan dan duduk disebatang dahan lapuk, usai dua rekan ngaprak mencari jalur kita putuskan untuk balik arah karena jalur tidak kita temui untuk menuju perbukitan dihadapan kami,

Persiapan balik arah, tiiiing....sarung tangan yang akan saya kenakan aneh dan misterius hilang, ckckckck kok bisa, tak ambil pusing lupakan saja sarung tangannya lanjut kearah balik, jalur kita turuni jelas karena licin dan berbatu memang di perlukan kesabaran dan skill dari masing masing goweser, mulus jalan turun dan perkebunan penduduk sudah nampak didepan mata.

Susuri jalur yang dibuat LIPPI tembus sampai diwarung kita istirahat dulu diwarung, setelah cukup istirahat diwarung melanjutkan arah menuju kelapa nunggal, tapi salah satu sepeda peserta mengalami bocor ban, sepertinya bocor halus, preaper sebentar kita kita lanjut jalan kembali.

Setelah melewati batas kampung didepan terdapat hutan lepas dari hutan jalur menurun terjal dan berbatu saya didepan dua rekan dibelakang mengikuti, lepas jalur tanah yang menurun diteruskan jalur berbatu kapur dan semakin curam menurun, posisi saya tetap didepan hingga sampai pompa ban sepeda terlepas dari sarangnya, terpental hampir mengenai pipi saya sebelah kanan, otomatis saya berhenti dan kemudian disusul kedua rekan saya, setelah mengambil dan merapihkan pompa sepeda saya lanjutkan kembali menyusuri jalan terjal menurun ada sepuluh meter sehabis jalur berbelok saya melihat satu rekan sudah terjatuh, terlihat seluruh bagian mulut dan dagunya berdarah saya coba dekati dan menanyakan apa yang terjadi, seluruh area tempat dia terjatuh batu kapurnya berwarna merah terkena darah yang tak kunjung berhenti dari bibirnya , darah dari bibirnya pun tak kunjung berhenti bisa jadi 200cc darah keluar dari bibirnya yang pecah mengahantam batu kapur, setelah menenangkan diri rekan beranjak dari duduknya siap untuk melanjutkan jalan menurun terjal, tentunya pantang menyerah walaupun ritme gowesannya sudah tidak melaju cepat seperti tadi kita sama sama menuruni jalur, kejadian selalu terjadi dalam bersepeda tapi resiko tetap pasti ada menghantui para goweser, cidera, berdarah, patah tulang itu resikonya di jalur yang Xtreme tapi itulah bahayanya sudah kita tahu, tapi tetap kita jalani memang Endurance butuh nyali dan skill plus kesabaran.

Sampai diapotik terdekat sebelum pabrik Holcim mampir sebentar, untuk memeriksa selesai pemeriksaaan empat jahitan dibibir, ya sudahlah ngobrol sebentar di teras apotik lanjut menuju pulang, hebat si korban masih menggowes sepedanya secara normal padahal sudah minum obat dan disuntik bius, perjalan pulang juga bukan perkara mudah ditemani gerimis dan langit yang sudah gelap, sampai akhirnya kita tiba ditujuan dengan selamat, Bravo saudara Bensbotzz anda kuat cuuuuy... :)